
Een Irawan Putra
Executive Director of Rekam Nusantara & Indonesia Nature Film Society
Een memiliki banyak pengalaman di dunia pembuatan dokumenter yang fokus pada isu kehutanan, masyarakat adat, kelautan, dan keanekaragaman hayati yang melibatkan organisasi masyarakat adat, LSM, dan pemerintahan di tingkat nasional maupun internasional.
Isu yang diangkat pada karya-karya dokumenternya meliputi pengusiran masyarakat adat dari hutan tempat tinggalnya, implementasi kebijakan pemerintah yang kontroversial, konversi hutan, perburuan satwa, dan kegiatan lainnya yang memberikan dampak pada lingkungan dan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Een juga membuat film tentang kearifan lokal tentang manajemen dan perlindungan hutan, serta pemanfaatan sumber daya hutan.
Dia sekarang bekerja sebagai Kordinator Komunitas Peduli Ciliwung Bogor dan menjadi Ketua Badan Teritori untuk kawasan Jawa Barat Asosiasi Telapak (www.telapak.org) untuk tahun 2012-2016. Ketertarikan dan minatnya pada isu kehutanan dan masyarakat adat dimulai ketika dia menempuh pendidikannya di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor dan bergabung dengan kelompok pecinta alam, LAWALATA IPB. Dia dulu bekerja sebagai Forest Researcher Greenpeace Asia Tenggara. Selain itu dia juga pernah menjadi produser, juru kamera, dan editor di Gekko Studio, Wakil Direktur PT. Poros Nusantara Media, dan Wakil Presiden ASTEKI di tahun 2012.
Een telah memproduksi film tentang hasil hutan non-kayu (Non-timber Forest Product/NFP) yang dibuat di India Selatan pada tahun 2006. Dia berhasil meraih penghargaan dari NUFF Global Film Festival (Climate Change) di Norwegia dari jeripayahnya sebagai juru kamera di film “Sui Utik, Wisdom of Heart Borneo” di tahun 2007. Selain itu dia juga memperoleh Best Asia-Oceania Newcomer Award dalam 9th Japan Wildlife Film Festival untuk film “Hutanku Menangis”. Salah satu dari filmnya, “Sui Utik, Wisdom of Heart Borneo” juga telah diputarkan pada Freedom Film Festival di Sarawak, Malaysia pada tahun 2008.