Jakarta, 21 Januari 2025 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rekam Nusantara – FRCI melaksanakan peluncuran “Blue Planet Fund, COAST Programme dan Marine Environment Scholarships” didukung oleh UK Embassy. Sebagai bentuk kerjasama bilateral antara Indonesia dan Inggris.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa Indonesia mengapresiasi dukungan yang tak ternilai dari Inggris dalam mendorong upaya konservasi laut.
Ia berharap proyek tersebut secara efektif meningkatkan kualitas pengelolaan kawasan konservasi laut melalui peningkatan kapasitas dan partisipasi publik, serta penguatan sistem data dan informasi konservasi.
Proyek itu juga diharapkan dapat mendukung pengembangan model pengelolaan dan program percontohan, serta pemanfaatan dan pengelolaan karbon biru melalui mekanisme pembayaran berbasis hasil dan perdagangan karbon, katanya.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antar-pihak yang mendukung dan melindungi ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang namun juga akses terhadap mata pencaharian masyarakat contohnya seperti budidaya perikanan berkelanjutan selaras dengan rencana aksi. Pungkas Dame Tamara (Defra UK)
Inggris telah meluncurkan Blue Planet Fund (BPF) senilai 500 juta poundsterling sebagai bagian dari upaya global untuk melindungi dan meningkatkan ekosistem laut melalui konservasi dan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. Langkah ini juga bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang.
Gareth Clements, dalam penjelasannya, menyatakan bahwa tujuan utama dari BPF adalah memastikan portofolio dana ini mendukung prioritas dan tujuan ekonomi laut serta ekonomi biru yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.
Blue Planet Fund memiliki beberapa bidang prioritas, termasuk: Kawasan Konservasi Perairan, Budidaya Perikanan Berkelanjutan, dan Konservasi Laut
Di Indonesia, BPF mendukung delapan program, yang terdiri atas tiga program bilateral dan lima program multi-donor. Salah satu program utama adalah Adaptasi Iklim dan Laut serta Transisi Berkelanjutan (COAST).
Program COAST dirancang untuk mengatasi tantangan hilangnya keanekaragaman hayati sekaligus menghadapi dampak perubahan iklim. Program ini juga menyalurkan pendanaan iklim dari Inggris kepada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk memobilisasi lebih banyak pendanaan terkait iklim dan pengelolaan alam serta mengembangkan ekonomi biru.
Indonesia menjadi salah satu negara prioritas dalam pelaksanaan program ini, bersama Vietnam, Filipina, dan Mozambik. Selain itu, ada negara sekunder yang menjadi target program seperti Ghana, Tanzania, dan Kenya.
Pada pembukaan acara Dubes Jermey menjelaskan program COAST akan mendukung empat negara prioritas secara internasional, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kapasitas adaptasi, ketahanan iklim, dan kemakmuran masyarakat pesisir yang rentan, sembari mendukung upaya melindungi, memulihkan, dan mengelola habitat pesisir Indonesia secara berkelanjutan.
Senada dengan Dubes Dominic Jermey, Menteri Inggris untuk Indo-Pasifik Catherine West menekankan perlunya tindakan segera terkait dengan pesisir dan lautan dunia, termasuk di Indonesia.
Dr. Firdaus Agung memaparkan implementasi Neraca Sumber Daya Laut (NSDL) di Indonesia yang berlangsung sejak 2021 hingga 2024. Proses tersebut meliputi regulasi kebijakan, penilaian awal, pembuatan roadmap, pembentukan task force, hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Pilot project program ini telah berjalan di 10 kawasan konservasi dan dua area tematik, serta diikuti penyusunan dua standar nasional.
Untuk periode 2025–2026, program ini akan menyediakan beasiswa untuk lima mahasiswa S2 dan lima mahasiswa S3, berkolaborasi dengan Universitas IPB dan UNSW.
Sedangkan, IWT Challenge Fund berfokus pada upaya mengurangi perdagangan ilegal hiu dan pari di Indonesia. Program ini telah menghasilkan empat mahasiswa PhD yang meneliti berbagai topik, seperti mata pencaharian, tata kelola, penilaian stok, dan genetika.
Dengan langkah ini, Inggris menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengelolaan laut secara berkelanjutan, memastikan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan laut. Program ini diharapkan menjadi contoh kolaborasi internasional yang dapat diadopsi oleh negara lain di dunia.