New York City (20/09) – New York Climate Week 2024 menjadi momentum berharga bagi Rekam Nusantara Foundation untuk menempatkan Papua di panggung dunia. Yokyok Hadiprakarsa (Yoki), Direktur Program Kehutanan Rekam Nusantara, hadir sebagai perwakilan dalam forum global yang mempertemukan pemimpin dunia dan aktivis lingkungan. Yoki menekankan bahwa Papua bukan sekadar isu lokal—melainkan kunci penting dalam memerangi krisis iklim global.
Papua dianugerahi hutan hujan tropis yang luas, lautan yang kaya, flora dan fauna endemik, serta komunitas adat yang menjalankan praktik berkelanjutan. Dengan perannya sebagai salah satu benteng terakhir keanekaragaman hayati dunia, Papua memiliki potensi besar untuk menjadi garda terdepan dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Sayangnya, kurang dari 30% kawasan hutan Papua berada dalam kawasan konservasi, menghadirkan tantangan serius dalam menjaga kelestariannya.
Dalam salah satu panel bertajuk “Melestarikan Keanekaragaman Hayati dan Kearifan Adat”, Yoki berbagi perspektif tentang perubahan paradigma pengelolaan hutan di Indonesia. Ia menjelaskan bagaimana kebijakan Perhutanan Sosial telah memberi kesempatan kepada masyarakat adat dan komunitas lokal untuk terlibat langsung dalam pengelolaan hutan.
“Pengakuan atas hak pengelolaan oleh masyarakat adat adalah langkah awal yang penting. Tapi itu saja tidak cukup. Mereka perlu didukung agar bisa menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam secara lestari,” jelas Yoki.
Tak hanya melalui diskusi, kehadiran Rekam Nusantara juga semakin kuat dengan pemutaran film dokumenter “Dance of Paradise” yang diproduksi oleh INFIS (Indonesia Nature Films Society), unit film dokumenter Rekam Nusantara. Film ini menampilkan keindahan burung Cenderawasih dan membahas tantangan serius seperti deforestasi, eksploitasi sumber daya, serta ancaman terhadap keberlanjutan komunitas lokal di Papua. Visual yang memukau dan narasi mendalam menggugah diskusi hangat di antara para peserta, membuat mereka menyadari bahwa melindungi Papua merupakan bagian penting dari solusi global untuk perubahan iklim.
Kehadiran Rekam Nusantara di NYClimate Week bukan hanya membawa pesan Papua ke tingkat global, tetapi juga memperkuat urgensi kolaborasi internasional dalam melindungi wilayah-wilayah kaya keanekaragaman seperti Papua. Langkah ini menegaskan bahwa masa depan keberlanjutan global sangat bergantung pada keberhasilan kita dalam melindungi hutan, laut, bersama masyarakat adat dan komunitas lokal yang menjaga alam dengan bijak.