Rekam Nusantara Foundation dan Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor melakukan Edukasi Pilah Sampah di SMPN 11 Kota Bogor 1

Share :

Rekam Nusantara Foundation dan Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor mengunjungi sekolah SMPN 11 Kota Bogor untuk memberikan edukasi dan praktik pemilahan sampah pada Rabu (07/11/23) dengan mengusung slogan “Berubah itu Mudah, Memilah itu Nggak Susah”.

Edukasi yang disampaikan terkait sungai, sampah dan pemilahan sampah. Selain edukasi juga memberikan kesadaran kepada siswa bahwa jarak antara sekolah dengan sungai hanya 150 meter. 

SMPN 11 merupakan sekolah tingkat pertama yang diberikan edukasi oleh Satgas Naturalisasi Ciliwung. Dengan jumlah siswa dan guru sebanyak 1051 jiwa, mampu menghasilkan jumlah sampah yang banyak. Di sisi lain, pihak sekolah juga berupaya menjaga lingkungan melalui Duta Lingkungan sebanyak 25 pelajar.

Dalam pemaparannya, Suparno Jumar selaku tim satgas menjelaskan wilayah hulu dan hilir sungai yang melewati beberapa kelurahan dari Katulampa, Tajur, Sindang Rasa, Baranangsiang, Sukasari, Babakan Pasar, Sempur, Bantar Jati, Tanah Sareal, Cibuluh, Kedung Badak, Sukaresmi, sampai Kedung Halang.

Sungai merupakan bagian dari sebuah ekosistem alam yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kalau bicara sungai pasti ada sampah, kalau bicara sampah pasti ada di sungai. Lokasi sekolah berdekatan dengan sungai sehingga aktivitasnya secara tidak langsung berdampak pada sungai. 

Oleh karena itu penting untuk mengetahui jenis-jenis sampah dan mengetahui cara memilahnya sejak menjadi seorang pelajar karena masih dalam proses belajar, sehingga lebih mudah untuk memahaminya. Jika mengingat isu lingkungan saat ini, alangkah baiknya siswa dan pelajar menjadi bagian penting dalam pemilahan itu sendiri.

Niko Putra Pratama Sagala siswa kelas 7A mengatakan, “Perlu banget adanya edukasi, karena kalau tidak tahu yang mana sampah ini, yang mana sampah itu, mungkin bakal banyak berserakan di alam”.

Kebanyakan pelajar hanya mengetahui 2 jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Sebenarnya sampah tersebut juga memiliki jenis sampah lain, seperti sampah organik, ada yang dihasilkan oleh manusia (sisa makanan) dan ada pula yang berasal dari alam (daun kering, rumput, ranting). 

Setelah diberikan gambaran mengenai jenis sampah, pelajar juga diberikan cara memilah sampah organik dan anorganik yang baik dan benar. 

Kegiatan yang sudah dilakukan siswa SMPN 11 adalah kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan secara rutin pada hari jumat dengan slogan jumat bersih. Kegiatan ini dilakukan seminggu sekali dengan membersihkan kelas.

Kegiatan kedua adalah adanya piket harian yang memiliki jadwal yang harus dilakukan. Pihak sekolah tidak menyiapkan banyak tempat sampah, namun siswa menyiapkan tempat sampah di kelasnya masing-masing. Ketika pulang sampah yang akan langsung dibuang ke penampungan sampah.

Kegiatan ketiga melalui program Adiwiyata yang juga mempunyai penanggungjawab. Salah satu kegiatan program Adiwiyata adalah pengumpulan botol plastik bekas dan minyak jelantah yang dikelola oleh Adiwiyata bekerja sama dengan siswa. Keuntungan dari botol plastik bekas dan minyak jelantah akan dikumpulkan dan jumlah uangnya akan disumbangkan. Tim Adiwiyata setiap hari memilah sampah plastik dan mengingatkan siswa untuk mengumpulkan sampah yang tidak dapat diolah.

Selain kegiatan, pihak sekolah juga memberikan pengetahuan melalui mata pelajaran Peduli Lingkungan Hidup (PLH) dan projek. SMPN 11 Kota Bogor telah berpartisipasi dalam projek “Gaya Hidup Berkelanjutan” salah satunya tentang sampah “Bagaimana Kita Memilah Sampah”.

Reni Supriati, Kepala Sekola SMP Negeri 11 Kota Bogor mengatakan, “Saya mengucapkan terimakasih kepada tim Rekam Nusantara dan Satgas yang telah memberikan sosialisasi kepada anak-anak kami tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar”.

Jadi ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, karena memang ini juga suai visi kita, salah satunya adalah Terwujudnya Peserta Didik yang Amanah, Berprestasi, Dinamis, dan Berbudaya Lingkungan. Jadi sangat selaras dengan apa yang ingin kita lakukan, tambahnya.

Dengan adanya edukasi ini diharapkan terjadi perubahan dari diri para pelajar dalam penanganan sampah secara baik dan benar. 

“Dengan kedatangan kakak-kakak disini sangat membantu dan perlu buat kami sebagai para pelajar. Supaya para pelajar mengetahui mana jenis sampah organik dan anorganik.” Niko menambahkan, “Menurut saya itu perlu banget dan harus dipelajari”.***



Blog Lainnya