Air merupakan sumber daya alam yang tak tergantikan. Setiap aspek kehidupan, bergantung pada keberadaannya. Namun, dengan semakin meningkatnya penggunaan air tanah—baik di perkotaan maupun kawasan pegunungan—tantangan baru pun muncul. Pemakaian yang berlebihan, pembangunan infrastruktur, serta perubahan iklim menyebabkan cadangan air tanah semakin menipis, mengancam kelestarian lingkungan.
Laju pemakaian air tanah yang tidak terkendali menciptakan berbagai masalah. Mulai dari penurunan muka tanah, hingga keringnya sumur-sumur yang menjadi sumber air utama bagi masyarakat. Menghadapi kenyataan ini, kebutuhan akan solusi konkret semakin mendesak.
Salah satu cara yang terbukti efektif untuk mengatasi krisis air tanah adalah dengan sumur resapan. Sumur ini dirancang untuk menampung air hujan agar meresap kembali ke dalam tanah, mengembalikan cadangan air yang telah terkuras. Lebih dari sekadar solusi teknis, sumur resapan menawarkan pendekatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dalam upaya mencari solusi berkelanjutan, Rekam Nusantara Foundation melalui Direktorat Urban and Sustainability Program bersama PT Jauhar Hidromekatron bekerja sama membangun sumur resapan yang ramah lingkungan. Bahan yang digunakan adalah hasil daur ulang/upcycling dari sampah bernilai rendah yang dikumpulkan oleh masyarakat dampingan Satgas Naturalisasi Cilwiung Kota Bogor, lalu diolah menjadi papan dan balok oleh TPS3R Mekarwangi serta didukung oleh Plastic Smart Cities program.
Dengan memanfaatkan sampah rumah tangga yang biasanya berakhir di TPA atau bahkan mencemari sungai, proyek ini mampu menciptakan infrastruktur yang dapat mengembalikan air tanah.
Harapannya, inisiatif ini menjadi solusi nyata untuk dua masalah sekaligus: mengurangi bocoran sampah ke sungai dan mengembalikan volume air tanah yang semakin menipis. Ini adalah langkah nyata yang bisa kita upayakan guna menjaga lingkungan dan menjamin ketersediaan air bersih di masa depan.