Sejak dimulainya edukasi tentang pemilahan sampah pada bulan Agustus 2024, kini kami kembali mengunjungi sekolah-sekolah yang terpilih, untuk berdiskusi dengan dewan sekolah dan komite tentang capaian program edukasi yang telah diterapkan. Salah satu sekolah yang kami kunjungi berada di dekat Sungai Ciliwung, dan kami melihat hasil yang membanggakan: 241 kg sampah anorganik telah berhasil dikumpulkan dan terpilah dengan baik, tanpa mencemari Sungai Ciliwung.
Kerja sama ini merupakan upaya bersama antara Rekam Nusantara - Urban Sustainability, Satgas Naturalisasi Ciliwung, Plastic Smart Cities, dan sekolah-sekolah dampingan. Sampah anorganik yang terkumpul selama tiga bulan terakhir ini akhirnya dibawa ke Pusat Daur Ulang Sampah Plastik Mekarwangi untuk diproses lebih lanjut.
Proses Pemilahan Sampah di Sekolah
"Pemilahan sampah dilakukan berdasarkan jenis; organik, anorganik, dan residu. Secara khusus, kami mendampingi siswa untuk memilah sampah anorganik, seperti plastik yang tertolak atau memiliki nilai rendah," ujar Irwan, tim komunikasi Rekam Nusantara.
Edukasi yang diberikan kepada siswa duta lingkungan di sekolah-sekolah terpilih langsung diaplikasikan oleh mereka, yang kemudian menginspirasi teman-teman lainnya untuk turut serta. Hal ini juga memperkuat komitmen pihak sekolah dan guru dalam mendukung upaya pemilahan sampah di kelas.
Sebagai bagian dari program ini, kami juga memberikan kantung oranye khusus untuk sampah anorganik. Sampah yang terkumpul akan dibawa ke wilayah Satgas Ciliwung sebelum akhirnya diproses lebih lanjut di MRF Mekarwangi.
Dukungan dari Program Lunchbox
Tidak hanya itu, kami juga memperkenalkan program lunchbox sebagai dukungan terhadap semangat siswa dalam memisahkan sampah di sekolah. Dengan adanya lunchbox ini, anak-anak menjadi semakin termotivasi untuk membawa bekal mereka sendiri, yang pada gilirannya juga membantu mengurangi sampah plastik sekali pakai di lingkungan sekolah.
"Kami sangat terbantu dengan teman-teman Rekam Nusantara dan Satgas Ciliwung. Anak-anak menjadi lebih semangat untuk memisahkan sampahnya di sekolah," ujar Zay, pembina Duta Lingkungan SMPN 11 Kota Bogor.
Menjadi Langkah yang Tak Mudah, Namun Sangat Diperlukan
Memang, bukan hal yang mudah untuk mencapai keberhasilan dalam pemilahan sampah di sekolah. Namun, upaya ini sangat penting untuk mengoptimalkan pemilahan sampah, tidak hanya di sekolah, tetapi juga di masyarakat. Dari edukasi tatap muka dengan siswa, pendampingan oleh Satgas Ciliwung, kunjungan ke tempat pengelolaan sampah, hingga dukungan media interaktif dan tempat makan serta minum bagi 30 siswa terpilih, semua ini saling mendukung untuk memastikan keberhasilan program pemilahan sampah.
Dengan kerja sama yang erat antara berbagai pihak dan komitmen kuat dari seluruh elemen sekolah, langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah lainnya untuk ikut serta dalam upaya mengurangi sampah plastik dan melindungi lingkungan, khususnya Sungai Ciliwung.