Mengenal Rekam Nusantara

Share :
Sekilas

Yayasan Rekam Jejak Alam Nusantara (Rekam Nusantara Foundation) adalah sebuah lembaga yang bekerja melakukan kajian-kajian mengenai kekayaan alam dan keanekaragaman hayati serta aksi konservasi di Nusantara. Kemudian dikomunikasikan kepada masyarakat luas melalui media kreatif untuk tujuan perubahan pemahaman yang lebih baik terhadap isu-isu lingkungan, budaya, kelestarian sumberdaya alam, masyarakat adat dan isu perubahan iklim.

Sejak tahun 2013, Rekam Nusantara Foundation telah bekerjasama dengan berbagai pihak; pemerintah pusat (Kementerian/Lembaga), pemerintah daerah dan Organisasi Non-Pemerintah, tingkat lokal,  nasional maupun Internasional.

Rekam Nusantara Foundation didirikan oleh para ahli dan profesional yang berpengalaman dalam bidangnya.

Struktur Organisasi

Visi

Merekam jejak alam Nusantara dan menjadikan Indonesia yang lebih baik

Misi

Menyampaikan narasi untuk mengenali Indonesia melalui ilmu pengetahuan terkini yang berbasis kajian

Tim

Melakukan riset, mendokumentasikan dan mendesiminasikan tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia melalui produksi audio visual, teks, desain dan grafis sebagai upaya komunikasi dan penyadartahuan publik.

Irfan Yulianto
Chairperson of the Foundation
Irfan Yulianto memiliki spesialisasi ilmu kelautan dan perikanan. Perjalanannya dimulai ketika ia menjadi asisten dosen Scientific Diving, Biologi Laut dan Oseanografi. Irfan pun memantapkan karirnya dibidang ilmu kelautan dan perikanan yang membawanya kepada apa yang telah ia kerjakan menyoal laut dan perikanan Indonesia. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi dalam isu kelautan dan perikanan.⁣⁣ ⁣⁣ Saat ini, Irfan juga aktif sebagai staf pengajar pemanfaatan sumberdaya perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University dan senior manager Marine Conservation and National Policy, Wildlife Conservation Society Indonesia Program.⁣⁣ ⁣⁣ Ia percaya, potensi alam yang tinggi dan pengelolaan yang tepat, Indonesia akan menjadi negara yang mampu bersaing dengan dunia Internasional.⁣⁣
Wahyu Mulyono
Direktur Operasional
Berangkat dari pengalamannya sebagai Jurnalis pada tahun 1999, Wahyu Mulyono, atau akrab disapa WakMul memiliki ketertarikan tinggi terhadap film dokumenter. Dengan keahliannya, Pria kelahiran Yogyakarta ini pernah memimpin divisi dokumenter di salah satu media nasional di Indonesia. Dari kerja kerasnya, film dokumenter yang dibuat pun pernah meraih nominasi dan penghargaan. Saat ini, ia terlibat dalam pembuatan film dan program #DocuCamp di Rekam Nusantara
Yoki Hadiprakarsa
Director for Forest Program
Yokyok Hadiprakarsa, dikenal sebagai Yoki, memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam penelitian dan konservasi satwa liar secara lokal dan internasional. Bidang keahlian utamanya adalah ekologi rangkong dan pengelolaan satwa liar di lanskap multifungsi yang didukung oleh kemahiran teknologinya serta pemikiran kuantitatifnya. Kecintaannya pada satwa liar berasal dari masa kecilnya, dan dia telah memantapkan dirinya sebagai perintis di bidangnya. Yoki adalah anggota pendiri Rekam Nusantara dan pendiri serta pemimpin tim Rangkong Indonesia, mendorong langkah signifikan dalam konservasi rangkong di Indonesia.
Een Irawan Putra
Director for Urban and Sustainability Program
Sebagai salah satu pendiri Yayasan Rekam Nusantara, pria kelahiran Bengkulu Utara ini memiliki minat yang tinggi pada isu lingkungan, kehutanan, hak masyarakat adat dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Ketertarikannya dimulai ketika ia menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan, IPB University dan bergabung dengan kelompok pecinta alam, LAWALATA IPB. Setelah lulus dari IPB University tahun 2004 ia langsung memilih bekerja di lembaga non pemerintah dan turun ke lapangan. Mengelilingi Indonesia untuk melakukan investigasi kejahatan lingkungan dan kehutanan, riset, menulis dan membuat video dokumenter untuk kepentingan edukasi dan kampanye penyelamatan sumber daya alam Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, ia juga melakukan perjalanan ke beberapa negara di Asia, Eropa dan Amerika. Baginya tidak ada kompromi bagi para pelaku kejahatan dan perusak alam Indonesia. Ketika mendirikan Rekam Nusantara pada tahun 2013, ia diminta oleh para pendiri yayasan untuk memimpin Rekam Nusantara. Berangkat dari kecintaannya pada sungai, sejak tahun 2009 ia aktif dalam Komunitas Peduli Ciliwung Kota Bogor yang menurutnya sebagai kontribusi nyata untuk lingkungan. Tahun 2018 bersama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto ia membentuk Satuan Tugas (SATGAS) Naturalisasi Sungai Ciliwung Kota Bogor.
Malvin Adi Noegroho
Director for Creative Communication Program
Malvin Adinoegroho bergabung di INFIS sejak September 2017. Ia menamatkan pendidikan strata satu di IPB jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB. Pria kelahiran Jakarta ini menjabat sebagai Direktur Komunikasi Kreatif. Sosok yang mengaku introvert ini sedang fokus mengerjakan beberapa proyek. DIantaranya MRT Jakarta, PSC (Plastic Smart Cities) dan Samdhana. Hal yang menjadi ketertarikannya selama bekerja di INFIS adalah menyunting film. Sebab menurutnya hal itu bisa mementukan bagaimana sebuah cerita itu disampaikan. Berzodiak Gemini, pria ini juga hobi menonton film. Sebelum bergabung bersama INFIS, ia juga sempat bekerja di sebuah Production House yang berada di kawasan Tebet, Jakarta. Ke depan, ia berharap film yang dihasilkan oleh lembaga ini bisa dilihat secara lebih luas lagi. Terutama bisa menjangkau kalangan muda sehingga menginspirasi mereka.
Heidi Retnonigtyas
Director for Ocean Program
Heidi Retnoningtyas, atau akrab dipangggil Tyas, menjadi bagian dalam program Fisheries Resources Center of Indonesia (FRCI) sebagai Project Leader IKAN. IKAN merupakan inisiatif pendataan dan pengelolaan data tangkapan beberapa kelompok jenis sumber daya, yaitu ikan demersal (kakap, kerapu, dan kurisi), rajungan, dan hiu. Pendataan dilakukan melalui aplikasi IKAN dan melibatkan enumerator yang tersebar di lokasi pendaratan ikan, seperti Pati (Jawa Tengah), Lombok Utara (NTB), dan Pangkajene Kepulauan (Sulawesi Selatan). Selain memiliki pengalaman dalam proyek/inisiatif pengelolaan perikanan, Tyas juga memiliki kapasitas dalam berjejaring dan menjalin relasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, peneliti dan akademisi. Melalui program IKAN, berbagai pihak dapat terlibat aktif dalam mendukung pendataan sumber daya perikanan di Indonesia, baik sebagai pengumpul maupun pengguna data. Tyas memperoleh gelar magister Ilmu Kelautan dari IPB University dan doktoral di University of Rostock, Jerman, melalui skema beasiswa DAAD Research Grants - Doctoral Programmes in Germany.
Nuraeni
Manajer Keuangan
Neni bergabung bersama Yayasan Rekam Nusantara sejak 1 November 2015. Saat ini ia diamanahi sebagai staf bagian keuangan. Bekerja mengurusi berbagai hal berkaitan dengan keuangan adalah passionnya. Terlebih pendidikan yang pernah ia jalani juga berkaitan dengan hal ini. Yakni jurusan akuntansi Universitas Pakuan. Ia mengaku lebih menyukai bekerja di tempat yang sepi agar bisa lebih berkonsentrasi. Perempuan ini mengaku gemar berburu diskon dalam berbelanja berbagai kebutuhan rumah tangga. Selain itu ia juga hobi membaca dan makan makanan pedas. Tugas yang ia emban di lembaga ini diantaranya meninjau berbagai laporan keuangan. Sebelum bergabung bersama Rekam Nusantara, Neni juga pernah bekerja di berbagai lembaga nirlaba lainnya. Diantaranya Perkumpulan Telapak, Sajogyo Institute dan PEREMPUAN AMAN. Neni berharap bisa berkontribusi banyak di lembaga ini dan menjadi saksi atas kesuksesan Yayasan Rekam Nusantara di masa mendatang.
Riki Rahmansyah
Manajer Rangkong Indonesia
Salah seorang pegiat konservasi lulusan Jurusan Kehutanan Universitas Bengkulu, yang hobi mengamati satwa liar, Ia menyelesaikan studi akhirnya dengan meneliti mamalia besar di HPK eks HPKh PLG Seblat. Ia pun mulai tertarik mengamati burung sejak tahun 2014 dan menjadi salah satu kontributor Asian Waterbird Census untuk wilayah Bengkulu hingga tahun 2018, serta pernah terlibat penelitian burung di Pulau Enggano bersama LIPI. Mulai bergabung dengan Rangkong Indonesia salah satu unit konservasi Rekam Nusantara di Bentang Alam Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Faizal Abdul Aziz
Manajer INFIS
Faizal Abdul Azis bergabung di INFIS sejak tahun 2013. Sejak kecil, ia tertarik dengan segala hal yang berkaitan dengan alam. Tontonan saat masa kecilnya adalah film-film dokumenter mengenai alam liar di Discovery Channel. Ketertarikan itu terus berlanjut hingga saat ia mengenyam pendidikan di bangku SMP dan SMA, ia mengikuti ekstra kulikuler pecinta alam. Atas dasar ketertarikan itu pula selepas tamat SMA, ia melanjutkan kuliah di jurusan Biologi IPB. Hingga akhirnya ia bergabung di lNFIS. Di INFIS ia bertanggungjawab sebagai videographer. Mulai dari menyutradarai film, mengoperasikan kamera, editor, hingga pilot drone. Di samping mengerjakan berbagai proyek INFIS lainnya, ia juga sibuk dengan proyek Leuser Film. Hal yang menurutnya berharga selama bekerja bersama INFIS adalah melakukan perjalanan ke lokasi shooting. Lewat perjalanan ke berbagai daerah tersebut ia bisa mendapatkan banyak pelajaran baru dan berinteraksi dengan narasumber. Selain itu ia juga berkesempatan untuk mendokumentasikan kehidupan alam liar yang membuatnya kagum. Ia berharap suatu saat bisa menjadi filmmaker yang bisa menghasilkan karya mendunia.
Pencapaian
Apa yang telah kami capai
25 April 2024
Dunia terus menghadapi berbagai tantangan lingkungan hidup. Perubahan iklim, degradasi sumber daya alam, dan kesenjangan sosial ekonomi menjadi isu-isu mendesak yang
23 December 2021
Pada tanggal 4 Januari 2020, Rekam Nusantara Foundation dan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (PSP-FPIK) IPB memprakarsai