Satuan Tugas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor merupakan tim yang terdiri dari berbagai pihak yang disahkan melalui SK Wali Kota Bogor No.660.45-247 Tahun 2018. Salah satu program dari Satgas adalah Patroli Sungai Ciliwung. Program Naturalisasi Sungai Ciliwung merupakan program utama Pemerintah Kota Bogor.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sampah plastik, Satgas Naturalisasi Ciliwung bertugas untuk memberikan edukasi, sosialisasi, dan pendampingan kepada RT di suatu wilayah perihal pengolahan sampah yang sejalan dengan program Plastic Smart Cities (PSC).
PSC merupakan inisiatif yang diluncurkan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) dengan misi untuk mendorong kota-kota serta pusat-pusat kegiatan pesisir untuk menghentikan terjadinya kebocoran sampah plastik ke alam pada tahun 2030 dengan bekerja sama dengan pemangku kepentingan di seluruh dunia.
Salah satu wilayah dampingan Satgas adalah Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal RT 01 RW 13 yang ditetapkan sebagai RT prioritas karena lokasinya yang dekat dengan sungai ciliwung dan pengelolaan sampahnya tidak baik.
Tentu saja, perjalanan selama Satgas mendampingi wilayah tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar dan selalu muncul pertanyaan dari masyarakat tentang “Edukasi dan dampingan ini dilakukan untuk apa?”.
Seperti yang terjadi ketika dilakukan rapat dengan ketua RT, RW, petugas kebersihan, tokoh masyarakat dan pihak kelurahan untuk memperkenalkan program PSC dan mensosialisasikan bahwa di RW 12 mempunyai RT prioritas tambahan yaitu RT 02 dan RT 04.
Diantara sekian banyak peserta rapat, salah satu sekretaris RW bertanya “Apakah sudah ada keberhasilan di RT 01 RW 12 yang melakukan pemilahan dan pengolahan sampah?”.
Subandi ketua tim 5 menjawab, “Satgas ini di wilayah tugasnya hanya edukasi, sosialisasi dan mendampingi. Perihal pengolahan sampah dikembalikan lagi kepada warganya, apabila warga ada yang mau mengelola maka hasilnya juga untuk mereka. Contohnya di Cibuluh ada salah satu warga yang mau memelihara ayam dengan menggunakan sampah organik sebagai pakan ayam dan itu kami bantu dari segi pembelian bibit ayamnya dan alhamdulillah berkat ada kemauan, pemeliharaan itu tetap berjalan hingga saat ini”.
“Begitu pun di RW 12, apabila ada warga yang mau mengelola sampah organik akan kami bantu seperti warga Cibuluh,” tambahnya.
Agus mengungkapkan, “Beliau bertanya apa yang sudah dilakukan Satgas. Menurut saya subjektif sekali ya. Beliau ini tidak mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan kami, sementara kami selalu memberikan informasi kepada RW setiap melakukan kegiatan. Itulah sebabnya menanyakan pertanyaan ini”.
Permasalahan sampah organik di wilayah ini belum terselesaikan karena tidak adanya lahan untuk beternak ayam, sehingga petugas kebersihan belum mau melakukan ternak ayam dengan memanfaatkan sampah organik sebagai pakan ayam.
“Kami ingin sampah organik dikelola juga di wilayah dan hanya sampah residunya saja yang dibawa ke DLH. Jika petugas kebersihan mau untuk ternak ayam, kami akan bicara langsung ke RW untuk menanyakan adakah tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat ternak ayam,” kata Subandi.
Satgas akan mendukung setiap orang yang ingin mengelola sampah organik sehingga dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi. Bagi warga yang memelihara ayam cukup mengambil sampah organik ke rumah warga untuk dijadikan pakan. Oleh karena itu, tidak perlu lagi mengeluarkan modal untuk membeli pakan ayam. Hasil ayamnya bisa dijual atau dikonsumsi pribadi.
Subandi kembali menjawab, “Kami bersyukur RT 01 RW 12 berhasil meraih juara 2 Lomba Kebersihan Antar RT Bogorku Bersih 2023 kategori Pemukiman Tepi Sungai dan ini menjadi kebanggaan buat kita sendiri sebagai Satgas”.
Kemenangan ini menjadi bukti keberhasilan Satgas dalam mendampingi RT prioritas sehingga RT 01 berhasil mendapatkan posisi juara 2.
“Kemenangan ini juga bisa membuktikan kepada orang-orang yang menanyakan hasilnya mana dan inilah hasilnya yang sudah terbukti,” tambahnya.
Tentunya kemenangan ini juga karena adanya partisipasi dan konsistensi dari masyarakat di wilayah dalam pengelolaan sampah.
“Saya senang adanya Satgas menjadi lebih baik pengelolaan sampahnya terutama lingkungan menjadi lebih bersih sehingga membuat masyarakat menjadi lebih maju,” ungkap Iwan warga RT 01 RW 12.
Dalam hal mengedukasi dan mensosialisasi membutuhkan waktu yang panjang. Setelah dibantu oleh Satgas akhirnya warga sudah konsisten untuk melakukan pemilahan sampah dari rumah masing-masing.
“Saya senang dan berterima kasih sudah didampingi dengan adanya satgas, jadi satgas sudah membantu di wilayah saya, untuk kedepannya mudah-mudahan di wilayah saya bisa konsisten untuk memilah sampah menjadi lebih baik lagi,” ucap Siti Warsih ketua RT 01.
“Terimakasih buat tim satgas yang sudah membantu dan mendampingi wilayah saya sehingga saya mendapatkan juara 2, ini bukti tim satgas selama bekerja di wilayah kami, terima kasih banyak,” pungkasnya.
Keberhasilan ini mendorong RT lain untuk bergabung menjadi RT yang didampingi oleh Satgas dalam pengelolaan sampahnya. Selama ini banyak yang mempertanyakan visi, misi dan fungsi Satgas, namun kini akhirnya banyak masyarakat yang mengapresiasi atas pencapaian yang telah didapat.***